INDRAMAYU,(KC).-
Satu orang tewas dan tiga lainnya selamat saat terseret arus deras Sungai Cimanuk di Blok Dukuh, Desa Kenanga, Kec.Sindang, Kab.Indramayu, Sabtu (12/6) petang. Korban tewas diketahui bernama Palik (8 tahun), anak pasangan Edi dan Iis, warga setempat. Sedangkan tiga korban selamat, semuanya rekan Palik usia antara 8 - 10 tahun, yanki Dulah, Kipli dan Saep. Korban ditemukan terkubur lumpur sungai setelah dilakukan pencarian selama dua jam lebih.
Peristiwa itu terjadi saat ke empat bocah sedang bermain di pinggiran sungai. Tak lama kemudian, mereka nekat terjun ke sungai berniat mandi. Namun baru beberapa saat di sungai, Palik tiba-tiba menjerit dan dalam hitungan detik tenggelam akibat terseret arus deras sungai, Tiga rekannya, tanpa bisa berbuat apa-apa kontan berlari meninggalkan Palik sembari berteriak minta tolong. Warga yang mendengar teriakan ketiga bocah yang masih bersekolah SD itu segera menuju sungai. Kepada warga ketiganya lalu menceritakan perihal Palik yang tenggelam.
Dalam waktu yang tak lama, ratusan warga berkumpul dan sebagian diantaranya terjun ke sungai berkedalaman sekira lima meter itu untuk mencari Palik. Warga menyisir sungai dari tempat Palik tenggelam hingga pada jarak seratusan meter. Namun upaya warga masih belum menemui hasil, kendati seluruh area telah disisir. Kerabat Palik, kemudian berinisiatif mendatangkan ahli selam, dalam istilah masyarakat Indramayu biasa disebut gendam, untuk membantu mencari tubuh Palik. Benar saja, tak sampai sepuluh menit ahli gendam menemukan tubuh Palik tidak jauh dari tempatnya mandi. "Tubuh cucu saya terkubur lumpur, pantas sulit dicari oleh warga," tutur Raminah (55 tahun), nenek korban.
Menurut Raminah, Palik adalah anak pasangan Edi dan Iis. Sepekan lalu, kata Raminah, orang tua Palik berangkat menjadi tenaga kerja wanita (TKW) ke Saudi Arabia. Kematian bocah kelas 2 SD itu, lanjutnya, sangat memberi pukulan kepada keluarga tertutama Iis, ibu korban yang kini di luar negeri. "Kami tidak tahu bagaimana cara memberitahukan kematian Palik kepada ibunya. Sebab masih baru seminggu bekerja di luar negeri, kami khawatir ibunya Palik malah setres dan pekerjaannya terganggu," imbuh Raminah. ****(C-25)
Ditulis oleh: Hendra Sumiarsa, 13 Juni 2010.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar