BANDUNG, (PR).-
Irianto M.S. Syafiuddin alias Yance mengaku tidak gentar dengan pencopotan dirinya sebagai Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat oleh DPP Partai Golkar. Akibat pencopotan itu, Yance malah menuai banyak , simpati bahkan ada yang menawarinya untuk pindah partai.
"Ada tiga partai besar mene-lefon saya untuk menawari posisi di partai tersebut. Dan banyak partai lain yang menunggu saya. Oleh karena itu, saya santai saja, tidak akan mundur," ujar Yance saat ditemui di Kantor DPD Partai Golkar Jawa Barat, Jln. Maskumambang Kota Bandung, Senin (23/8).
Dalam kesempatan itu, Yance mengungkapkan, keluarnya SK Nomor KEP-84/DPP/GOL-KAR/VIII/2010 tentang pemberhentian Yance sebagai Ketua DPD Golkar Jabar dan Dedi Mulyadi sebagai Sekretaris adalah karena ada miskomunikasiantara Golkar Pusat dan Golkar Jawa Barat.
"Saya yakin SK tersebut akan dianulir, karena memang SK tersebut tidak ditandatangani Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie. Padahal, keputusan itu termasuk keputusanpartai yang penting," ujarnya.
Yance meyakini ada oknum yang bermain dalam kasus ini. Untuk itu, ia pun sudah melakukan klarifikasi kepada Ketua Umum Partai Golkar agar masalahnya menjadi jernih. "SK itu seharusnya diuji dalam AD/ART partai karena tidak ada keputusan yang diambil oleh wakil ketua. Jadi kami anggap SK itu belum final," ucapnya.
Sementara itu, apabila pengurus pusat tetap pada putusan semula memberhentikan Yance dari jabatan Ketua DPD Golkar Jabar, Yance menyatakan tidak akan menyesal karena banyak partai lain yang sudah menunggunya. "Saya banyak dilamar partai, tiga di antaranya partai besar," katanya.
Yance mengakui, awal kisruh-nya masalah tersebut adanya perbedaan pandangan antara DPP Partai Golkar dan DPD Partai Golkar Jawa Barat mengenai kepengurusan DPD Partai Golkar Kabupaten Bekasi. Yance bersama pengurusnya berpandangan kepengurusan Golkar Kabupaten Bekasi di bawah kepemimpinan Neneng dianggap sah, sedangkan kepengurusan Darip Mulyana dianggap tidak sah. "Musda yang dilakukan Da-rip juga tidak benar karena di-cancel sehari," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua DPD Partai Golkar Jabar Irianto M.S. Syafiuddin alias Yance dan Sekretaris DPDartai
Golkar Jabar Dedi Mulyadi dicopot dari jabatannya. Keduanya dinilai tidak menjalankan organisasi sesuai dengan AD/ART yang berlaku di partai berlambang pohon beringin tersebut
Pemberhentian Yance dan Dedi dituangkan dalam Keputusan DPP Partai Golkar Nomor KEP-84/DPP/GOLKAR/VIII/2OIO tertanggal 20 Agustus 2010. Surat tersebut ditandatangani oleh Wakil Ketua Umum Partai Golkar Theo L Sambuaga dan Sek-jenJdrus Marham.
Kecaman
Pencopotan Yance dan Dedi Mulyadi ini menuai reaksi keras. Sejumlah kalangan dari partai berlambang pohon beringin di Jabar menilai kebijakan DPP Partai Golkar tersebut gegabah karena keduanya merupakan kader potensial dan berprestasi.
Hal itu dikemukakan Ketua DPD Partai Golkar Kota Sukabumi Andri Hamami Setiawan, S.H., M.H. dan Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Subang Rumanda, S.H., M.Si. kepada "PR", Senin (23/8). "DPP terlalu gegabah pecat Yance-Dedi. Selama ini Yance dan Dedi terkesan membangkang karena memang konsentrasi DPD Golkar Jabar bukan hanya mengurusi masalah Bekasi," kata Andri Hamami Setiawan.
Menurut dia, yang lebih utama adalah konsentrasi menghadapi beberapa pemilukada ter-masuk yang berlangsung di Kabupaten Indramayu belum lama ini. Yance kembali menunjukkan kapasitasnya yang besar sebagai pimpinan partai karena calonnya berhasil menang dengan suara mutlak pada pemilihan tersebut.
"Itulah sebabnya saya katakan DPP terlalu gegabah bila benar telah mencopot Yance dari jabatannya. Saya belum melihat langsung bentuk surat pemecatan tersebut," ujarnya.
Andri mengatakan, bila kasus Bekasi dianggap salah, seharusnya tim dari DPP turun dengan melibatkan orang-orang di daerah hingga dapat diketahui secara pasti duduk permasalahannya. Menurut dia, hal itu haras dilakukan karena DPP tidak mengetahui semua permasalahan di daerah secara detail.
Andri mengungkapkan, masalahnya menyangkut sosok Yance dan Darip (Darip Mulyana) sehingga DPP harus mempertemukan keduanya dan mendengar langsung dari ketiganya secara bersama-sama hingga tidak ada pernyataan sepihak. "Pak Darip, Pak Yance dan Hj. Neneng kan sama-sama kader Golkar, kenapa tidak didudukkan bersama oleh DPP lalu diambil jalan keluar terbaik dengan menyelamatkan ketiganya," ucapnya.
Hal senada disampaikan Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Subang, Rumanda, S.H., M.Si. Bahkan, menurut Rumanda, langkah DPP Partai Golkar mencopot Yance-Dedi diibaratkan sebagai sebagai kebijakan tebang pohon karenaadanya ranting atau cabang yang patah. "Benar-benar ceroboh dan sangat disesalkan," kata Rumanda menambahkan.
Menurut dia, terpilihma Yan-oe sebagai Ketua DPD Partai Golkar Jabar adalah karena dukungan luas DPD Partai Golkar kabupaten/kota se-Jabar. Pertimbangannya, Yance dinilai mampu membawa Partai Golkar selama masa kepemimpinannya di Kabupaten Indramayu.
Dengan dicopotnya Yance, terlebih hanya melalui SK yang hanya ditandatangani wakil ketua umum yang notabene produk tim formatur, bukan hanya yang bersangkutan yang sakit tetapi juga dirasakan jajaran DPD Partai Golkar kabupaten/kota di Jawa Barat.
Oleh karena itu, menurut Andri Hamami Setiawan dan Rumanda, terkait dengan kemelut tersebut, DPD Partai Golkar kabupaten/kota se-Jawa Barat akan segera mengambil sikap bersama setelah melakukan pertemuan yang diagendakan berlangsung dalam waktu dekat
Wakil Ketua Pengurus Daerah X Generasi Muda FKPPI Jawa Barat, Dadan Hendrayana menyesalkan keputusan DPP Partai Golkar atas pemberhentian Yance dan Dedi dari jabatan mereka. Dia menilai, setiap kebijakan kedua kader Golkar itu cukup berpengaruh dalam perkembangan FKPPI Jawa Barat "Mereka merupakan kader yang andal dalam berorganisasi dan memiliki perhatian yang besar terhadap organisasi," katanya, Senin (23/8). (A-96/A-113/A-192)***
Sumber:http://bataviase.co.id/node/355380
Tidak ada komentar:
Posting Komentar